Thursday, November 26, 2015

If I Lead the Company or My Own Business

Jika saya memimpin Bisnis saya sendiri.


Hello ladies,

Setiap dari kita wanita, pastinya memiliki impian yang berbeda-beda, baik itu jangka pendek maupun panjang.


Memiliki impian merupakan salah 1 hal yang penting di dalam hidup, karena impian lah yang menggerakkan membuat hidup jadi lebih berarti. Diantara berbagai tujuan hidup dalam berbagai aspek, salah satu aspek yang paling berpengaruh adalah aspek karir.
Dalam berkarir nantinya, bisa terjadi 2 pilihan tujuan akhir pada puncaknya yaitu menjadi pemimpin dari perusahaan, ataupun menjadi pemilik dari bisnis sendiri. Keduanya merupakan 2 hal yang luar biasa ketika telah mencapai puncaknya dan merupakan pilihan dari masing-masing individu untuk memilih.

Bagi saya personal, pilihan yang saya pilih adalah menjadi pemilik dari bisnis. Ketika saya menjadi pemilik dari bisnis saya nantinya, saya memiliki beberapa hal yang menjadi target.

Yang pertama saya ingin memiliki tim yang solid dalam bekerja sama. Tim yang memiliki hubungan baik dan less gap akan lebih mampu menghasilkan sinergi dimana sinergi ini dapat membuat bisnis akan berkembang lebih cepat.
Kedua saya akan berusaha mengaplikasikan tipe kepemimpinan "sersan" yaitu serius tapi santai. Jadi saya harus tau kapan harus beritegas yaitu saat berurusan soal pekerjaan dan kapan harus santai yaitu dalam membangun hubungan yang lebih personal dengan tim. Hubungan personal bagi saya sangat penting dalam membangun chemistry untuk kemajuan bersama serta tentunya menciptakan rasa nyaman dalam bekerja.

Ketiga saya ingin mendasarkan layanan yang customer oriented, berangkat dari prinsip only happy people can make other people happy yang terinspirasi dari salah satu digital agency terbesar di Indonesia. Intinya, segala tindakan yang kita perbuat dalam tim, haruslah berorientasi pada pelanggan dengan mengambil sudut pandang pelanggan saat melakukan sesuatu. Untuk menciptakan pelanggan yang happy, perlu dimulai dari membuat pelanggan menjadi happy, karena bila karyawan sendiri tidak happy, akan semakin kecil kemungkinan membuat pelanggan menjadi happy.


Keempat, menggunakan pendekatan bottom top. Dalam pengambilan keputusan tidak semata mendasarkan kepentingan manajemen tapi juga berusaha mendengar input dari karyawan, karena terkadang karyawanlah yang lebih tahu kondisi di lapangan serta pelanggan.
Kelima dalam memberikan benefit saya akan berusaha menganut prinsip bisnis yang menyejahterakan orang lain, dengan memberi pendapatan yang cukup serta turut memberikan insentif tertentu. Prinsipnya, bisnis ini berdiri bukan hanya untuk kepentingan pemilik, tapi juga harus dapat memberi dampak positif dan menyejahterakan orang-orang lain termasuk karyawan dan pihak-pihak lain.

Semoga artikel kali ini dapat memberikan inspirasi kepada teman-teman:)

Written by: Monica

image sources:
http://www.alanchappellandco.co.uk/Content/img/starting_a_business.jpg
http://aib.edu.au/blog/wp-content/uploads/2014/05/shutterstock_1474801791.jpg
http://www.businessnewsdaily.com/images/i/000/002/847/original/happy-employees.jpg?1345038129
http://www.halliecrawford.com/wp-content/uploads/2015/05/dream-job.jpg

No comments:

Post a Comment