Tuesday, June 3, 2014

Interview Session with Mr. Kevin Mintaraga

Interview Session with the Chairman of XM Gravity and Founder Bridestory


About 3 months ago i had an inspiring moment for having a chance to interview a humble, inspiring, and amazing people that has a huge success: Kevin MintaragaEY Young Entrepreneur Of the Year 2013 and chairman XM Gravity.

Here's the summary and highlight of that precious moments...

M
embangun bisnis sendiri ataupun bekerja dengan orang lain adalah 2 pilihan yang sering ditemui orang-orang selepas kuliah / sekolah. Sebagian memilih untuk bekerja dengan orang lain dengan beberapa pertimbangan dan resiko yang lebih minim, dimana sebagian lainnya dengan tekad yang bulat dengan berbagai resiko yang dapat terjadi memilih untuk membangun bisnis sendiri seperti yang dilakukan oleh Kevin Mintaraga, Co founder Magnivate (kemudian menjadi XM Gravity) yang berhasil memperoleh penghargaan bergengsi EY Young Entrepreneur Of the Year 2013 dimana saat itu usianya baru 28 tahun.

                Langkah yang dipilih seorang Kevin Mintaraga memang tepat karena selain penghargaan bergengsi yang diperoleh dari EY tersebut, ia juga telah berhasil menorehkan berbagai prestasi lainnya di usia yang terbilang muda seperti Finalist Indonesia Young Creative Entrepreneur 2010 & 2012 British Council, dan Young Entrepreneur Award pada Sektor Periklanan dari Kementrian Pariwisata dan Perkonomian Kreatif Indonesia pada tahun 2012, 30 Young Entrepreneurs under 40 dari SME Asia Magazine, dan 40 Under 40 dari Fortune Magazine yang diperoleh pada tahun 2013.

                Dibalik semua kesuksesannya ini, Kevin Mintaraga sebenarnya merupakan seorang accidental entrepreneur karena saat berkuliah dulu dirinya sama sekali tidak memikirkan tentang pekerjaan, melainkan hanya berpikir untuk have fun dan menikmati hidup. Ketika itu ia berkuliah Computer Science di Australia, namun bukannya menjadi programmer ia malah menjadi pro-gamer yang menang banyak game competition baik tingkat nasional dan internasional. Saat sekolah pun ia tidak pernah masuk peringkat 10 besar. Pada tahun 2006 ia harus kembali ke Jakarta dan tidak dapat menyelesaikan kuliah karena sang ayah sakit.

                Hal inilah yang menjadi titik balik Kevin untuk keluar dari zona nyaman karena ia mulai harus berpikir untuk mendapatkan penghasilan dan akhirnya memilih untuk berbisnis sendiri. “Kalau mau berbisnis sendiri sebaiknya dari muda karena kalau sudah ada berumur, banyak tanggungan dan lain sebagainya akan lebih takut untuk pindah dari karir yang sudah steady untuk tiba-tiba kerja sendiri yang penuh dengan resiko”, sambungnya.

                Awalnya Kevin membaca buku yang berjudul Blue Ocean Strategy – How to Pick Uncontested Market and Make The Competition Irrelevant” dan ia kemudian menemukan adanya blue ocean market di Indonesia yaitu Digital Marketing. Namun karena tidak mengerti mengenai digital marketing, Kevin pun mulai mempelajarinya secara otodidak dari wikipedia dan link lainnya selama seminggu hingga akhirnya membentuk sebuah tim sebagai partnership dan mendirikan Digital Marketing Agency yang diberi nama Magnivate (Magnificent and Innovate).

                Dalam membangun bisnis, memiliki visi yang jelas serta berpikir visioner mengenai apa yang yang harus ia miliki nanti secara jangka panjang adalah salah satu faktor yang menjadi kunci kesuksesannya. Dari memiliki visi yang jelas ini dapat dibangun rencana bagaimana untuk mencapainya. Dari rencana akan muncul powerful words yang membuat kita bisa berkonsultasi meminta nasihat dan saran kepada orang lain yang lebih berpengalaman dalam mempertajam dan meningkatkan sebuah rencana.


                Kevin menerangkan contoh visinya dulu yang ingin pensiun muda di usia 30 tahun dengan active income  yang bisa memberi kehidupan meski tidak melakukan apapun. Ketika selesai berkuliah pada umur 21, ia memiliki 9 tahun untuk mencapai visi tersebut sehingga dibuatlah rencana untuk tidak berkerja dengan orang lain melainkan harus membuat bisnis sendiri yang dalam 9 tahun sudah sustainable. Dalam perjalanan mewujudkan rencana tersebut yang banyak Kevin lakukan adalah menemui orang-orang yang tepat untuk memberikan nasihat dan membantu meng-improve rencananya.
Awal pendirian Magnivate yang dilakukan pada tahun 2008 ketika itu kebetulan bersamaan dengan era berkembangnya Facebook, sehingga ada shifting pada masyarakat menjadi pemakai social media seperti para Marketing Manager serta teman-temannya yang menjadi aktif di Facebook. Dari situ mereka mulai bertanya pada Magnivate mengenai online marketing terutama melalui Facebook.

Digital Marketing sendiri sebenarnya bukan merupakan passion dari Kevin tetapi passion dari partner-nya dan merupakan business opportunity  yang ketika itu masih blue ocean, juga disertai dengan berkembangnya infrastruktur internet sehingga ia dapat melihat bahwa digital marketing pun akan bertumbuh pula. Selain itu Kevin menekankan para karyawannya harus terus bertumbuh, karena bila tim bertumbuh maka leadership di perusahaannya juga bertumbuh sehingga Magnivate pada akhirnya dapat bertumbuh secara organik. Magnivate sendiri dibangun untuk memfasilitasi other’s people passion, dan Kevin merasa memiliki kepuasan besar apabila dapat membantu memfasilitasi orang lain mencapai visi, dream atau goal mereka. People development inilah yang menjadi passion Kevin dan berhasil membawa Magnivate menjadi agensi digital terbaik dan terbesar di Indonesia hanya dalam waktu 4 tahun.


Sebagai seorang pengusaha yang telah sukses Kevin membagikan beberapa tips yang telah menjadi kunci sukses dalam hidupnya. Yang pertama adalah “Living life gratefully, dengan bersyukur dan berpikir positif setiap hari apapun yang terjadi baik good day maupun bad day.  Selama kita setia dan melakukan yang terbaik niscaya tidak akan ada yang sia-sia” . Kemudian untuk para anak muda seperti yang baru lulus kuliah Kevin juga menganjurkan untuk menganut sikap yang rendah hati karena bagi dirinya kerendahan hati ini dampaknya sangat luar biasa. Dulu dengan posisi sebagai orang yang tidak pernah kuliah dengan benar, tidak lulus kuliah, dan kerjanya hanya bermain game dulu ia bukanlah siapa-siapa. Bisnisnya bisa ada sampai hari ini dikarenakan pada masa awal pendirian bisnisnya ia tidak bersikap sok tahu, sok pintar, dan sok mengerti, melainkan lebih banyak bertanya dan mendengar kepada orang-orang yang lebih senior, sukses, dan memiliki banyak pengalaman.

 “Listening is an act of respect, in order for you to earn other people’s respect you need to respect them first.”  Ketika dulu Kevin banyak bertanya dan orang-orang yang mengajarinya bercerita, ia mendengarkan dan menunjukkan bahwa ia menghormati orang-orang tersebut sehingga mereka juga menghormati Kevin. Kemudian ketika kita pintar melihat peluang dan membaca situasi, orang-orang yang respect dan percaya tersebut  ada kemungkinan akan mau membantu kita entah memberikan suatu peluang, membukakan jalan, ataupun memberikan nasihat. Pada saat peluang datang, maka lakukanlah yang terbaik dengan setia, karena ketika kita setia dengan perkara kecil maka hanyalah soal waktu kita akan dipercaya pada perkara yang lebih besar. “Bagaimana bisa mencapainya, kuncinya adalah Humility”, jelas Kevin.
Pada tahun 2012 Magnivate akhirnya diakuisisi mayoritas sahamnya oleh WPP (advertising group terbesar di dunia yang turut menaungi JWT dan Ogilvy) dan direbranding menjadi XM Gravity. Saat transaksi akuisisi dilakukan, Kevin yang saat itu baru berusia 26 tahun adalah CEO termuda dalam WPP Group di seluruh dunia. Akuisisi ini juga menjadi tonggak sejarah akuisisi digital agency pertama di Indonesia dan beritanya masuk Reuters serta Wallstreet Journal.

Saat ini Kevin menjabat sebagai Chairman dan tidak lagi menjadi CEO dari XM Gravity dimana kepemimpinan diserahkan kepada partner-nya yang ia anggap lebih mampu. Kevin ingin lebih berfokus pada bagian yang paling ia sukai yaitu people development sekaligus mengembangkan sebuah start-up baru yaitu “Bridestory”, sebuah Wedding vendor website.

Pada akhir perbincangan Kevin menyampaikan petuah terakhirnya: “yang perlu diketahui adalah semua orang sukses, semua orang yang berhasil, ketika ditanya bagaimana bisa berhasil mungkin akan memberikan jawaban yang berbeda-beda. Namun akan ada 1 benang merah yang menjadi jawabannya: karena seseorang telah membantu mereka baik dengan memberi modal, membukakan jalan, membantu mengenalkan ke orang lain, ataupun membantu memberi peluang, dan semua orang sukses mengetahui itu”. Hal ini lah yang turut menginspirasi Kevin untuk gives back dengan membantu mengembangkan orang lain.


Well i feel so thankful to have this precious short time for learning new insights and opening my mind more about entrepreneurial knowledge. Still much to learn about, but Mr. Kevin taught me some important keys to success which are: partnership, always be grateful, humility, and always learn from anything and anyone. I will also do my best to show faith in any case to become a success entrepreneur like him. Thank you for the time Mr. Kevin!

Thank you for reading! Hope its inspiring and useful :)