Interview Session with the Chairman of XM Gravity and Founder Bridestory
About 3 months ago i had an inspiring moment for having a chance to interview a humble, inspiring, and amazing people that has a huge success: Kevin Mintaraga, EY Young Entrepreneur Of the Year 2013 and chairman XM Gravity.
Here's the summary and highlight of that precious moments...
M
|
embangun bisnis sendiri ataupun
bekerja dengan orang lain adalah 2 pilihan yang sering ditemui orang-orang
selepas kuliah / sekolah. Sebagian memilih untuk bekerja dengan orang lain
dengan beberapa pertimbangan dan resiko yang lebih minim, dimana sebagian lainnya
dengan tekad yang bulat dengan berbagai resiko yang dapat terjadi memilih untuk
membangun bisnis sendiri seperti yang dilakukan oleh Kevin Mintaraga, Co
founder Magnivate (kemudian menjadi XM Gravity) yang berhasil memperoleh
penghargaan bergengsi EY
Young Entrepreneur Of the Year 2013 dimana saat itu usianya baru 28 tahun.
Langkah yang dipilih seorang
Kevin Mintaraga memang tepat karena selain penghargaan bergengsi yang diperoleh
dari EY tersebut, ia juga telah berhasil menorehkan berbagai prestasi lainnya
di usia yang terbilang muda seperti Finalist Indonesia Young Creative
Entrepreneur 2010 & 2012 British Council, dan Young
Entrepreneur Award pada Sektor Periklanan dari Kementrian Pariwisata dan
Perkonomian Kreatif Indonesia pada tahun
2012, 30 Young Entrepreneurs under 40 dari SME Asia Magazine, dan 40
Under 40 dari Fortune Magazine yang diperoleh pada tahun 2013.
Dibalik
semua kesuksesannya ini, Kevin Mintaraga sebenarnya merupakan seorang accidental entrepreneur karena saat
berkuliah dulu dirinya sama sekali tidak memikirkan tentang pekerjaan, melainkan
hanya berpikir untuk have fun dan
menikmati hidup. Ketika itu ia berkuliah Computer
Science di Australia, namun bukannya menjadi programmer ia malah menjadi pro-gamer
yang menang banyak game competition baik tingkat nasional dan internasional. Saat
sekolah pun ia tidak pernah masuk peringkat 10 besar. Pada tahun 2006 ia
harus kembali ke Jakarta dan tidak dapat menyelesaikan kuliah karena sang ayah
sakit.
Hal
inilah yang menjadi titik balik Kevin untuk keluar dari zona nyaman karena ia
mulai harus berpikir untuk mendapatkan penghasilan dan akhirnya memilih untuk
berbisnis sendiri. “Kalau mau berbisnis sendiri sebaiknya dari muda karena
kalau sudah ada berumur, banyak tanggungan dan lain sebagainya akan lebih takut
untuk pindah dari karir yang sudah steady
untuk tiba-tiba kerja sendiri yang penuh dengan resiko”, sambungnya.
Awalnya
Kevin membaca buku yang berjudul “Blue Ocean Strategy – How to Pick
Uncontested Market and Make The Competition Irrelevant” dan ia kemudian
menemukan adanya blue ocean market di
Indonesia yaitu Digital Marketing. Namun
karena tidak mengerti mengenai digital
marketing, Kevin pun mulai mempelajarinya secara otodidak dari wikipedia
dan link lainnya selama seminggu
hingga akhirnya membentuk sebuah tim sebagai partnership dan mendirikan Digital
Marketing Agency yang diberi nama Magnivate (Magnificent and Innovate).
Dalam
membangun bisnis, memiliki visi yang jelas serta berpikir visioner mengenai apa
yang yang harus ia miliki nanti secara jangka panjang adalah salah satu faktor
yang menjadi kunci kesuksesannya. Dari memiliki visi yang jelas ini dapat
dibangun rencana bagaimana untuk mencapainya. Dari rencana akan muncul powerful words yang membuat kita bisa berkonsultasi
meminta nasihat dan saran kepada orang lain yang lebih berpengalaman dalam
mempertajam dan meningkatkan sebuah rencana.
Kevin menerangkan contoh visinya dulu yang ingin pensiun muda di usia 30 tahun dengan active income yang bisa memberi kehidupan meski tidak melakukan apapun. Ketika selesai berkuliah pada umur 21, ia memiliki 9 tahun untuk mencapai visi tersebut sehingga dibuatlah rencana untuk tidak berkerja dengan orang lain melainkan harus membuat bisnis sendiri yang dalam 9 tahun sudah sustainable. Dalam perjalanan mewujudkan rencana tersebut yang banyak Kevin lakukan adalah menemui orang-orang yang tepat untuk memberikan nasihat dan membantu meng-improve rencananya.
Awal
pendirian Magnivate yang dilakukan pada tahun 2008 ketika itu kebetulan
bersamaan dengan era berkembangnya Facebook, sehingga ada shifting pada
masyarakat menjadi pemakai social media
seperti para Marketing Manager serta
teman-temannya yang menjadi aktif di Facebook. Dari situ mereka mulai bertanya
pada Magnivate mengenai online marketing terutama melalui Facebook.
Digital
Marketing sendiri sebenarnya bukan merupakan passion dari Kevin tetapi passion dari
partner-nya dan merupakan business
opportunity yang ketika itu masih blue ocean, juga disertai dengan
berkembangnya infrastruktur internet sehingga ia dapat melihat bahwa digital
marketing pun akan bertumbuh pula. Selain itu Kevin menekankan para karyawannya
harus terus bertumbuh, karena bila tim bertumbuh maka leadership di
perusahaannya juga bertumbuh sehingga Magnivate pada akhirnya dapat bertumbuh
secara organik. Magnivate sendiri dibangun untuk memfasilitasi other’s people passion, dan Kevin merasa
memiliki kepuasan besar apabila dapat membantu memfasilitasi orang lain
mencapai visi, dream atau goal mereka. People
development inilah yang menjadi passion Kevin dan berhasil membawa
Magnivate menjadi agensi digital terbaik dan terbesar di Indonesia hanya dalam
waktu 4 tahun.
Sebagai seorang pengusaha yang telah sukses Kevin membagikan beberapa tips yang telah menjadi kunci sukses dalam hidupnya. Yang pertama adalah “Living life gratefully, dengan bersyukur dan berpikir positif setiap hari apapun yang terjadi baik good day maupun bad day. Selama kita setia dan melakukan yang terbaik niscaya tidak akan ada yang sia-sia” . Kemudian untuk para anak muda seperti yang baru lulus kuliah Kevin juga menganjurkan untuk menganut sikap yang rendah hati karena bagi dirinya kerendahan hati ini dampaknya sangat luar biasa. Dulu dengan posisi sebagai orang yang tidak pernah kuliah dengan benar, tidak lulus kuliah, dan kerjanya hanya bermain game dulu ia bukanlah siapa-siapa. Bisnisnya bisa ada sampai hari ini dikarenakan pada masa awal pendirian bisnisnya ia tidak bersikap sok tahu, sok pintar, dan sok mengerti, melainkan lebih banyak bertanya dan mendengar kepada orang-orang yang lebih senior, sukses, dan memiliki banyak pengalaman.
“Listening
is an act of respect, in order for you to earn other people’s respect you need
to respect them first.” Ketika dulu
Kevin banyak bertanya dan orang-orang yang mengajarinya bercerita, ia
mendengarkan dan menunjukkan bahwa ia menghormati orang-orang tersebut sehingga
mereka juga menghormati Kevin. Kemudian ketika kita pintar melihat peluang dan
membaca situasi, orang-orang yang respect dan percaya tersebut ada kemungkinan akan mau membantu kita entah
memberikan suatu peluang, membukakan jalan, ataupun memberikan nasihat. Pada saat
peluang datang, maka lakukanlah yang terbaik dengan setia, karena ketika kita
setia dengan perkara kecil maka hanyalah soal waktu kita akan dipercaya pada
perkara yang lebih besar. “Bagaimana bisa mencapainya, kuncinya adalah Humility”, jelas Kevin.
Pada tahun
2012 Magnivate akhirnya diakuisisi mayoritas sahamnya oleh WPP (advertising group terbesar di dunia yang
turut menaungi JWT dan Ogilvy) dan direbranding menjadi XM Gravity. Saat
transaksi akuisisi dilakukan, Kevin yang saat itu baru berusia 26 tahun adalah
CEO termuda dalam WPP Group di seluruh dunia. Akuisisi ini juga menjadi tonggak
sejarah akuisisi digital agency pertama di Indonesia dan beritanya masuk
Reuters serta Wallstreet Journal.
Saat ini
Kevin menjabat sebagai Chairman dan tidak lagi menjadi CEO dari XM Gravity
dimana kepemimpinan diserahkan kepada partner-nya yang ia anggap lebih mampu.
Kevin ingin lebih berfokus pada bagian yang paling ia sukai yaitu people
development sekaligus mengembangkan sebuah start-up baru yaitu “Bridestory”,
sebuah Wedding vendor website.
Pada akhir
perbincangan Kevin menyampaikan petuah terakhirnya: “yang perlu diketahui adalah
semua orang sukses, semua orang yang berhasil, ketika ditanya bagaimana bisa
berhasil mungkin akan memberikan jawaban yang berbeda-beda. Namun akan ada 1
benang merah yang menjadi jawabannya: karena seseorang telah membantu mereka
baik dengan memberi modal, membukakan jalan, membantu mengenalkan ke orang
lain, ataupun membantu memberi peluang, dan semua orang sukses mengetahui itu”.
Hal ini lah yang turut menginspirasi Kevin untuk gives back dengan membantu mengembangkan orang lain.
Well i feel so thankful to have this precious short time for learning new insights and opening my mind more about entrepreneurial knowledge. Still much to learn about, but Mr. Kevin taught me some important keys to success which are: partnership, always be grateful, humility, and always learn from anything and anyone. I will also do my best to show faith in any case to become a success entrepreneur like him. Thank you for the time Mr. Kevin!
Thank you for reading! Hope its inspiring and useful :)
No comments:
Post a Comment